Wahana Untuk Menuju Indonesia Maju, Sejahtera, Adil, dan Makmur Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Monday, 18 May 2020

Jangan Ngaku Cinta Indonesia Kalau Tidak Tahu Sejarah Batik!

Bernas.id – Anda tentu tahu batik, bukan? Ada begitu banyak motif batik tersebar di Indonesia. Salah satunya adalah batik jawa. Ya, batik yang terbuat dari canting ini memiliki beragam corak, warna, serta motif yang ada di tanah air kita tercinta. Zaman dahulu, orang-orang mengenakan batik saat ada acara tertentu. Bahkan dulunya dipakai oleh para raja/kesultanan atau pun para perunggu kerajaan, seperti kerajaan Majapahit contohnya. Di sanalah sejarah batik mulai muncul dan sangat erat kaitannya dengan penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa.

Namun, seiring perkembangan zaman, batik mulai dilupakan oleh para pemuda Indonesia. Mereka lebih condong pada budaya luar negeri dengan berbagai macam perkembangan teknologi dan gayanya yang modern, sehingga akhirnya batik dianggap kuno dan perlahan ditinggalkan. Padahal, batik sendiri merupakan kebudayaan Indonesia yang secara turun temurun diwariskan sejak tahun 700-an loh, Sobat Bernas. Lalu, apa sih batik itu? Bagaimana asal muasal Indonesia mengenal canting dan batik? Yuk, kita simak ulasannya berikut ini. 

1. Batik

Awalnya batik merupakan sebuah kesenian menggambar di atas kain (pakaian) untuk keluarga kerajaan pada zaman dahulu di Indonesia. Batik tersebut dibuat dengan jumlah terbatas dan digunakan khusus untuk para raja beserta keluarganya, dan para petinggi di dalam kerajan Keraton. Batik sendiri diambil dari kata Amba dan Tik (Bahasa Jawa), orang-orang zaman terdahulu menyebutnya Ambatik (menulis titik).

Jadi, batik artinya adalah batik tulis yang dilukis dengan canting. Pada zaman kerajaan Keraton terdahulu, ada begitu banyak petinggi yang berasal dari luar kerajaan. Sehingga kesenian batik tersebut dibawa keluar oleh mereka dan akhirnya mereka menghasilkannya di tempat masing-masing. Lama kelamaan, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata hingga akhirnya meluas ke berbagai pelosok daerah dan menjadi pekerjaan para kaum hawa untuk mengisi waktu luang.

2. Asal Muasal dan Sejarah Batik

Kita tentu tahu bahwa kesenian batik sudah lama ada di Indonesia. Namun tidak ada sejarah pasti mengenai asal muasal batik itu sendiri, sehingga para peneliti mulai berasumsi bahwa sebenarnya batik tersebut dikabarkan telah ada sejak dua ribu tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.

Lalu, ditemukan bukti sejarah bahwa pada zaman Mesir Kuno, orang-orang di sana telah mengenal batik dan menggunakannya sebagai alat untuk membungkus Mumi dengan Kain Linen yang dilapisi cairan lilin. Lalu digores menggunakan benda tajam semacam jarum atau pisau untuk membuat sebuah motif. 

Kemudian teknik tersebut rupanya telah bisa dijumpai pada zaman Dinasti Sui (581 – 618) dan Dinasti Tang (618 – 690) di Cina. Sebab, bangsa Cina sendiri merupakan bangsa yang gemar berkeliling dunia. Teknik tersebut mulai tersebar ke berbagai belahan dunia. Seperti Asia, Afrika, Amerika, dan bahkan hingga Eropa.

Media yang digunakan untuk menahan warna di berbagai negara itu pun sangat berbeda. Ada yang menggunakan bubur kanji, bahkan menggunakan bubur nasi yang telah dikeringkan untuk membuat corak batik. Hingga akhirnya, ada dugaan bahwa bangsa Sumerialah (sekarang Irak Selatan) yang pertama mengukir batik menggunakan bahan selain bahan lilin.

3. Batik di Indonesia

Setelah penyebaran di berbagai belahan benua itulah, para pedagang asal India mulai datang ke Indonesia pada abad ke-6 sambil membawa teknik tersebut ke Pulau Jawa. Lalu kesenian batik ini tersebar luar dan dikembangkan oleh penduduk Jawa. 

Menurut catatan sejarah, dalam buku karya Rens Heringa berjudul Fabric of Enchantment: Batik from The North Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di negara Indonesia pada tahun 700-an, untuk pertama kalinya pedagang India memperkenalkan batik beserta tekniknya kepada Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), seorang Raja dari Kerajaan Janggala yang telah menikahkan putranya dengan seorang putri asal India. 

Disebutkan juga bahwa penduduk asli Toraja (Tanah Toraja, Sulawesi Selatan) telah memiliki batik dengan corak/motif yang lebih primitif, bahkan sebelum Tanah Jawa ada. Lalu, pada abad ke-12, teknik membatik menggunakan canting mulai ditemukan. Pada saat itulah, akhirnya kata Ambatik (membatik: read.) lahir di Indonesia. Hanya di negara kita tercinta inilah, terutama di Pulau Jawa, yang membatik menggunakan canting untuk menorehkan cairan lilin tersebut pada permukaan Kain Mori. Canting itulah yang membuat corak batik Indonesia tampak begitu detail dan begitu kaya akan motif dan coraknya, dari yang sederhana sampai tingkat yang lebih rumit dibandingkan di negara lain. 

Maka, berbanggalah menjadi anak Indonesia. Sebab, begitu banyak kesenian dan kebudayaan yang tersebar luas hingga ke berbagai pelosok daerah. Termasuk batik. Ia adalah kesenian yang patut kita lestarikan, jangan sampai kebudayaan dan kesenian asli Indonesia mulai terlupakan hingga perlahan hilang dari muka bumi akibat kalah bersaing dengan kemajuan teknologi di negara luar.

Mari, kita lestarikan budaya dan seni Indonesia yang begitu banyak keragamannya agar kelak generasi kita selanjutnya tidak lupa bahkan tidak tahu kebudayaan/kesenian Indonesia itu sendiri. Hanya dengan mengklik situs  https://viral.bernas.id/ref/eN35112396 ini, maka kita akan menjumpai puluhan jenis batik dengan beragam corak dan motif yang berbeda, serta dapat dipesan sesuai keinginan agar kelestarian budaya/seni Indonesia tetap terjaga. Semoga bermanfaat! 



Hi guyss..
Terimakasih sudah berkunjung ke BERNAS.id yaa..

Sekarang, BERNAS Group sedang membangun #ViralTeam di seluruh desa di Indonesia melalui program #ViralDesa

Ingin Produk dan Jasa di desamu terkenal?
Kumpulkanlah 20 Orang untuk dilatih langsung Praktek ilmu #DigitalViralMarketing sekaligus,

Buat kalian bisa mendapatkan #RezekiDigital lewat #GotongRoyongDigital ya Guysss...
Mari menjemput #RezekiDigital, Menjadi 10-20 orang yang kami latih di BERNAS Group, untuk menjadi pengusaha Digital 2020
#ViralDesa
#Viralincome
#ViralKomisi
https://bit.ly/Viral_Desa

Sumber: BERNAS.id

No comments:

Post a Comment