Liputan6.com, Katingan - Isu rencana pernikahan gaib antara Sri Baruno Parameswari yang diduga merupakan titisan Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan, dan tokoh gaib Dayak, Pangkalima atau Panglima Burung, membuat heboh Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Katingan.
Kabar ini ramai berkembang dan diperbincangkan, terutama di internet dan media sosial. Adanya rencana pernikahan gaib itu konon datang dari Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah, Isae Djudae.
Pria ini mengaku kedatangan Ibu Retno, perwakilan dari Sri Baruno Parameswari yang mengatakan bahwa lamaran terhadap titisan Nyi Roro Kidul itu disampaikan oleh tujuh panglima Dayak. Pinangan Pangkalima Burung itu pun telah diterima.
Isae sempat menanyakan asal Ibu Retno dan dari mana mengetahui bahwa dirinya adalah Damang Kepala Adat. Selanjutnya, ibu itu menjawab atas bisikan roh halus. Dia juga menyatakan hanya Damang saja yang dapat melakukan ritual adat Dayak tersebut.
Kabar ini ramai berkembang dan diperbincangkan, terutama di internet dan media sosial. Adanya rencana pernikahan gaib itu konon datang dari Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah, Isae Djudae.
Pria ini mengaku kedatangan Ibu Retno, perwakilan dari Sri Baruno Parameswari yang mengatakan bahwa lamaran terhadap titisan Nyi Roro Kidul itu disampaikan oleh tujuh panglima Dayak. Pinangan Pangkalima Burung itu pun telah diterima.
Isae sempat menanyakan asal Ibu Retno dan dari mana mengetahui bahwa dirinya adalah Damang Kepala Adat. Selanjutnya, ibu itu menjawab atas bisikan roh halus. Dia juga menyatakan hanya Damang saja yang dapat melakukan ritual adat Dayak tersebut.
BACA JUGA
Setelah itu, Ibu Retno meninggalkan uang sebesar Rp 16 juta. Utusan sang penguasa Laut Selatan itu berjanji akan kembali lagi nanti dalam beberapa hari untuk menyerahkan uang untuk keperluan pernikahan ritual adat tersebut.
Pada 19 Februari 2017, Ibu Retno datang kembali ke rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah untuk memastikan tempat pelaksanaan pernikahan gaib tersebut. Isae kemudian mengundang Mantir Adat Desa Telok, Desa Mirah Kalanaman dan Desa Tumbang Manggu untuk melakukan tenung--ritual adat Dayak untuk menanyakan kepada roh yang tidak terlihat.
Dari hasil tenung tersebut, pernikahan antara Sri Baruno Parameswari dan Pangkalima Burung harus dilaksanakan di rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah.
Ibu Retno pun menyerahkan uang untuk keperluan membeli hewan, seperti sapi, babi, dan ayam, serta untuk mencetak undangan. Pada 21 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 WIB, wanita yang mengaku utusan Nyi Roro Kidul itu kembali datang dan menyerahkan uang kepada Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah. Jumlah total uang yang diberikan konon sebesar Rp 80 juta.
Rencananya, pernikahan gaib Panglima Burung dan titisan Nyi Roro Kidul akan dilaksanakan pada 28 Februari 2017 di Rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan, Isae Djudae.
Tak tanggung-tanggung, sejumlah pejabat penting bakal diundang, mulai dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kapolri, Panglima TNI, dan sejumlah pejabat Kalimantan Tengah seperti Gubernur, Kalpolda hingga Danrem setempat.
Komentar Dewan Adat Dayak
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah, Yansen Binti, menyarankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng memanfaatkan pernikahan dengan makhluk gaib sebagai gelaran wisata. Yakni, rencana pernikahan ritual Pangkalima atau Panglima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari yang diduga titisan Nyi Roro Kidul.
Hal ini, menurut dia, menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab, sangat jarang pengantin pada pernikahan dengan makhluk gaib bersedia dipublikasikan. Dia menganggap pernikahan manusia dengan makhluk gaib sering dan bahkan biasa terjadi di Pulau Kalimantan, hanya tidak pernah terpublikasi.
Pernikahan gaib tokoh Dayak Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari menjadi ramai karena terpublikasi di media sosial dan mendapat sorotan dari sejumlah media. Adapun Pangkalima atau Panglima Burung adalah sebutan orang Dayak pedalaman untuk panglima perang.
"Ada teman yang lebih tua dari saya, pernah juga menikah dengan makhluk gaib. Tapi prosesinya tidak dipublikasikan. Jadi, pernikahan Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari biasa saja," ucap dia di Palangkaraya, Rabu, 22 Februari 2017, seperti dilansir Antara.
Pada 19 Februari 2017, Ibu Retno datang kembali ke rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah untuk memastikan tempat pelaksanaan pernikahan gaib tersebut. Isae kemudian mengundang Mantir Adat Desa Telok, Desa Mirah Kalanaman dan Desa Tumbang Manggu untuk melakukan tenung--ritual adat Dayak untuk menanyakan kepada roh yang tidak terlihat.
Dari hasil tenung tersebut, pernikahan antara Sri Baruno Parameswari dan Pangkalima Burung harus dilaksanakan di rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah.
Ibu Retno pun menyerahkan uang untuk keperluan membeli hewan, seperti sapi, babi, dan ayam, serta untuk mencetak undangan. Pada 21 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 WIB, wanita yang mengaku utusan Nyi Roro Kidul itu kembali datang dan menyerahkan uang kepada Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan Tengah. Jumlah total uang yang diberikan konon sebesar Rp 80 juta.
Rencananya, pernikahan gaib Panglima Burung dan titisan Nyi Roro Kidul akan dilaksanakan pada 28 Februari 2017 di Rumah Damang Kepala Adat Kecamatan Katingan, Isae Djudae.
Tak tanggung-tanggung, sejumlah pejabat penting bakal diundang, mulai dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kapolri, Panglima TNI, dan sejumlah pejabat Kalimantan Tengah seperti Gubernur, Kalpolda hingga Danrem setempat.
Komentar Dewan Adat Dayak
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah, Yansen Binti, menyarankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng memanfaatkan pernikahan dengan makhluk gaib sebagai gelaran wisata. Yakni, rencana pernikahan ritual Pangkalima atau Panglima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari yang diduga titisan Nyi Roro Kidul.
Hal ini, menurut dia, menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab, sangat jarang pengantin pada pernikahan dengan makhluk gaib bersedia dipublikasikan. Dia menganggap pernikahan manusia dengan makhluk gaib sering dan bahkan biasa terjadi di Pulau Kalimantan, hanya tidak pernah terpublikasi.
Pernikahan gaib tokoh Dayak Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari menjadi ramai karena terpublikasi di media sosial dan mendapat sorotan dari sejumlah media. Adapun Pangkalima atau Panglima Burung adalah sebutan orang Dayak pedalaman untuk panglima perang.
"Ada teman yang lebih tua dari saya, pernah juga menikah dengan makhluk gaib. Tapi prosesinya tidak dipublikasikan. Jadi, pernikahan Pangkalima Burung dengan Sri Baruno Jagat Parameswari biasa saja," ucap dia di Palangkaraya, Rabu, 22 Februari 2017, seperti dilansir Antara.
No comments:
Post a Comment