Wahana Untuk Menuju Indonesia Maju, Sejahtera, Adil, dan Makmur Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Thursday, 19 May 2016

BERIKUT CARA SUKSES MENDIDIK ANAK AGAR DISIPLIN DAN PENURUT

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa profesi guru saat ini tengah menjadi bahan perbincangan publik seiring terjadinya penahanan seorang guru karena mencubit siswa.

Sinarberita.com - Kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua kini sangat memprihatinkan. Kadang orang tua lupa. Mereka akan cenderung memaksa anaknya untuk melakukan kebiasaan, jika anaknya tidak mau maka orang tua menggunakan kekerasan sebagai solusinya.


Orang tua mengajarkan anaknya kedisiplinan adalah suatu hal yang ideal. Kedisiplinan tidak hanya untuk memperbaiki perilaku anak namun juga mengajarkan kepada anak cara untuk mengendalikan diri, serta peduli akan lingkungannya. 

Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan pada anak untuk mengajarkan kedisiplinan tanpa kekerasan.

1. Tunjukan Sikap Positif

Mengkritik anak sebenarnya hanya membuang-buang waktu saja. Karena hal itu membuat kepercayaan dirinya menjadi luntur. Sebaliknya apabila orang tua memberikan pujian pada anak atas sikap positifnya, maka hal itu akan membangun kepercayaan dirinya. “Wah Mama senang lho, lihat kamu bangun tidur langsung membereskan tempat tidur hingga rapi.”

2. Hindari Rasa Sebal

Maklumilah kondisi atau suatu hal yang membuat anak merasa sebal atau kesal. Kondisi atau perasaan tidak nyaman ketika anak merasa lelah, saat Anda banyak menuntutnya, saat ia lapar, dan saat ia sakit. Cobalah untuk mengurangi kondisi yang membuat ia tidak nyaman agar ia tidak merasa sebal. Hal yang terburuk ketika kondisi tidak nyaman ini terus-­menerus mengurungnya maka akan membuat anak mencari pelarian dari luar rumah di mana ia merasakan nyaman.

3. Tetap Konsisten

Seorang anak belajar dengan menirukan apa yang dilakukan orang tuanya. Maka lebih baik jika Anda konsisten dengan keputusan dan aturan yang telah dibuat, begitu juga pasangan Anda. Seperti contoh Anda tidak mengizinkan anak berlama­lama bermain air di bak mandi sementara pasangan Anda membiarkan anak bermain air sepuasnya. Kondisi ini akan membuat anak menjadi bingung, sehingga ia mengabaikan aturan yang ada. Maka sebaiknya buatlah kesepakatan keputusan dengan pasangan agar anak konsisten dalam berperilaku.

4. Membedakan Persoalan Kecil atau Besar

Seringkali anak­-anak tidak bisa mengatasi masalah yang dihadapi meskipun masalah tersebut termasuk persoalan kecil. Itu karena anak­-anak tidak bisa mem­bedakan masalah kecil dan
besar. Maka tindakan orang tua adalah mau mengerti dan berkompromi dengan anak, sehingga anak-anak dapat mengatasi masalahnya.

Ilustrasinya bila ia berlari di atas lantai yang masih basah maka ia akan terjatuh, maka dari itu ia akan berhati­-hati ketika melewati lantai yang basah. Bila suatu saat Anda keberatan dengan sikapnya maka nyatakanlah dengan jelas. “Nak, berhentilah bermain kini saatnya belajar!” Tetapi hindari mengatakan, “Sudah tahu waktunya belajar, eh…kamu malah asyik-asyikan main!”

5. Berikan Alasan yang Masuk Akal

Bukan zamannya lagi jika Anda melarang anak melakukan ini dan itu dengan alasan yang tidak masuk akal. “ Hei…. jangan duduk di depan pintu itu pamali!” atau “Jangan pipis sembarangan nanti diculik setan.” Anak­-anak di zaman sekarang pasti tidak akan mau menerima alasan tersebut. Maka dari itu berikan alasan yang masuk akal seperti misalnya kenapa tidak boleh duduk di depan pintu atau kenapa tidak boleh pipis sembarangan. ”Jangan duduk di depan pintu karena kamu bisa masuk angin” atau “Jangan pipis sembarangan sebab itu bukan tempatnya.”

6. Jangan Menyuap

Lebih baik jika menghindari kebiasaan memberikan uang atau hadiah pada anak ketika meminta ia untuk melakukan sesuatu atau melarang sesuatu. ”Kalau nilai ujian matematika kamu nilainya 8 ke atas,mama kasih kamu hadiah sepeda baru.” Kebiasaan seperti itu membuat anak malas melakukan jika tidak ada hadiah atau uang. Lebih baik, berilah ia pengertian misalnya
nasihat belajar rajin agar cita-cita menjadi dokter tercapai.

7. Mengatasi Rengekan

Bila anak sering meminta sesuatu dengan rengekan tentu akan membuat orang tua merasa risih hingga akhirnya sering kali melakukan hukuman agar ia diam. Tapi apakah itu baik untuk anak? Lebih baik jika Anda mengatakan kepada anak untuk tidak lagi merengek saat meminta sesuatu. Lalu katakan bahwa Anda tidak akan mengabulkan permintaannya jika ia meminta sambil merengek. Namun, bila ia meminta dengan sikap manis dan sopan maka Anda akan berikan.

8. Jadi Teladan yang Baik

Ada pepatah buah tidak jauh dari pohonnya, begitu juga anak. Segala perilaku orang tua sering kali mudah ia tiru. Karena itu diperlukan kehati-hatian dalam bersikap terutama bila di depan anak Anda. Bila Anda sering kali menyelesaikan masalah dengan kekerasan maka ia akan menirukan hal itu. Namun, bila Anda menyelesaikan masalah dengan baik, maka anak juga akan menirukan sikap baik Anda. 

No comments:

Post a Comment