Assalamualaikum..wr..wb.Selamat pagi Bapak dan Ibu Guru semuanya,salam
sejahtera untuk kita semuanya.Terkadang Anak didik akan bosan dengan
Guru yang mengajarnya, mungkin karena Guru itu tidak mengerti dengan apa
yang anak didik inginkan.untuk itu para Guru harus pintar untuk Gunakan
cara cara mendidik,Agar para siswa senang di ajar.
dunia pendidikan sekarang membutuhkan banyak sekali inovasi belajar dan
cara mengajar yang menyenangkan setiap saat sehingga anak belajar dengan
nyaman. Sudah terlalu kuno atau lebih tepatnya ketinggalan zaman jika
masih mengandalkan cara-cara lama yang konvensional. Guru berdiri di
depan kelas, kemudian buka buku dan anak mengikuti dengan pasif. Sisanya
guru akan berkata, “Buka halaman sekian, kerjakan lembaran kerja
siswanya!

Kebalikan dari belajar pasif adalah belajar aktif (active learning).
Fokus pembelajaran dari active learning tersebar di semua pihak, baik
guru, anak, maupun orang tua. Orang tua tetap harus dilibatkan dalam
proses pembelajaran aktif karena memiliki peran yang strategis dalam
pendidikan anak. Cara mengajar yang menyenangkan dan akan membuat anak
ketagihan belajar itu akan terjadi jika kesinambungan antara sekolah dan
rumah terjalin dengan baik. Inilah alternatif cara mengajar yang
menyenangkan yang bisa dipraktikkan di rumah ataupun di sekolah.
1. Padukan Seni dalam Setiap Mata Pelajaran
Bentuk seni yang dimaksud bisa beragam, baik seni rupa maupun seni
musik. Paduan seni rupa dalam mata pelajaran akan membantu anak yang
memiliki kemampuan belajar lebih baik.
misalnya dalam pelajaran sains tentang tumbuhan anak diajak untuk
menggambarkan bentuk berbagai jenis tumbuhan, kemudian membuatnya lebih
berwarna dengan paduan pensil berwarna. Warna daun diwarnai sesuai
dengan daun, batang dibuat sesuai dengan warna aslinya, dan seterusnya.
Di awal, kita mungkin akan kesulitan, terutama menyeimbangkan anak yang
bekerja cepat dengan anak yang menikmati proses saat menggambarnya.
Namun, percayalah bahwa hasil yang dibuat anak akan terlihat menarik
setelah disatukan dalam satu kumpulan portofolio sains dalam satu tahun
pelajaran. Setelah terkumpul, bandingkan dengan lembar kerja anak yang
hanya fotokopian tak berwarna. Kita pasti bisa merasakan bahwa hasilnya
lebih mengasyikkan.
2. Buat Karya yang Berhubungan dengan Materi
Membuat karya adalah sesuatu yang menantang untuk anak-anak. Anak akan
senang saat ia bisa melihat karyanya sendiri. Ia senang karena ia mampu
mewujudkan, walaupun mungkin bentuknya tidak sempurna. Sangat
disayangkan jika materi pelajaran berhenti di teori. Teori dan praktik
harus seimbang agar memiliki pengetahuan yang utuh. Berkarya adalah
salah satu bentuk praktik dari teori yang sudah didapatkannya, misalnya
setelah anak mendapat materi tentang sifat bahan, akan lebih lengkap
ketika anak diajak untuk berkarya dengan berbagai jenis bahan yang sudah
diketahuinya dari buku. Bahan plastik, besi, kayu, dan bahan lainnya
bisa kita eksplorasi dengan terlebih dahulu mengenal sifat bahannya.
Sifat bahan ini ada dalam materi sains di jenjang kelas besar atau kelas
4, 5, dan 6. Dengan berkarya, anak-anak akan mengingat jenis dan
sifat-sifat bahan secara langsung.
3. Bawa Keluar Kelas dan Lakukan Pengamatan
Terlalu lama duduk di dalam kelas akan membuat anak menjadi cepat bosan.
Kebosanan anak akan ditunjukkan dengan mulai berulahnya beberapa anak,
seperti mengganggu temannya, tidak bisa diam dalam jangka waktu
tertentu, ataupun meminta izin bolak-balik ke kamar mandi. Kalau sudah
demikian, guru harus introspeksi tentang cara mengajarnya.
Kalau cara mengajar masih biasa saja, coba ubah dengan cara mengajar
yang menyenangkan dan berbeda dari hal yang biasa dilakukan. Bawa keluar
anak-anak, kemudian lakukan pembelajaran di luar kelas. Lakukan diskusi
di bawah pohon rindang, di taman, atau di tangga. Selain itu, kita bisa
juga melakukan pengamatan, misalnya mengamati perbedaan antara satu
tanaman dan tanaman lain atau membedakan satu pohon dengan pohon lain
sehingga anak bisa langsung melihat perbedaan ketika ia berada dekat
dengan pohon tersebut. Lakukan di tempat yang ada pohonnya dan anak bisa
melihat secara langsung pohon yang dimaksud. Memegang daun, memegang
dahan, dan itu akan langsung terasa oleh anak. Setelah itu, ajak anak
untuk mencatat hasil pengamatannya. Guru maupun orang tua bisa
mengevaluasi dari hasil kerja anak dalam lembaran yang sudah mereka
kerjakan.
SUMBER(http://abiummi.com)
No comments:
Post a Comment